Umumnya garis panduan bergurau dan jenaka dalam Islam adalah seperti berikut:
1) Janganberdusta.
Contoh yang mashyur ialah ramai yang berjenaka dengan cara mengenakan  rakan mereka dengan ’April Fool’.Akibatnya ada yang merasa sakit hati  atau terguris perasaan. Jadi tujuan sebenar bergurau tidak tercapai  kerana ada yang merasa dirinya tertipu. Rasulullah saw pernah bersabda  yang bermaksud: “Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita  dusta agar orang lain tertawa!” (AbuDaud)
2) Jangan menjatuhkan maruah orang lain.
Rasulullah saw pernah bersabda, maksudnya: “Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.” (Muslim)
3) Berpada dan sederhana.
Rasulullah saw pernah bersabda: “Janganlah kamu banyak tertawa, kerana  banyak tertawa itu dapat mematikan hati.” (Tirmizi). Hadis ini bukan  melarang ketawa kerana ketawa adalah fitrah manusia. Yang dilarang  adalah banyak ketawa. Saidina Ali r.a pernah berkata: “Berilah jenaka  dalam perkataan dengan ukuran seperti anda memberi garam dalam makanan.  Said bin Ash telah memberi nasihat yang baik dalam perkara ini seperti  katanya: ”Sederhanalah engkau dalam bergurau kerana berlebihan dalam  bergurau dapat menghilangkan harga diri dan menyebabkan orang-orang  bodoh berani kepadamu, tetapi meninggalkan bergurau akan menjadi kakunya  persahabatan dan sepinya pergaulan.”
4) Jangan sampai menakutkan.
Rasulullah saw telah bersabda maksudnya: “Tidak halal bagi seseorang menakut-nakutkan muslim yang lainnya (At-Thabarani)
5) Sesuai dengan masa dan tempat.
Tiap-tiap sesuatu ada tempatnya, tiap-tiap keadaan ada (cara dan bentuk)  perkataannya sendiri. Allah swt mencela orang-orang musyrik yang  tertawa ketika mendengarkan al-quran padahal seharusnya mereka menangis  seperti maksud firmannya:
“Maka apakah kamu merasa hairan terhadap pemberitaan ini? Dan kamu  mentertawakan dan tidak menangis sedang kamu melengahkannya  (An-Najm:59-61)
No comments:
Post a Comment